Glyn Organic

January 3, 2020

5 Macam Teh Herbal yang Bukan dari Daun Teh

Teh herbal beberapa dekade belakangan semakin populer sebagai salah satu alternatif minuman selain teh dan kopi. Bisa disajikan untuk menjamu tamu, dinikmati ketika ngobrol bareng teman, atau sekadar teman kala santai di kost. Di Eropa, teh herbal dikenal dengan nama tisane.

Uniknya, meski disebut teh, minuman ini secara teknis bukan teh karena tidak terbuat dari daun teh (Camellia sinensis). Biasanya, terbuat dari bunga, rempah, atau buah-buahan kering yang sudah pasti aman dikonsumsi.

Sejarah Teh Herbal
Antara teh biasa dan teh herbal sebenarnya ada persamaan, yaitu sama-sama berasal dari masa Tiongkok kuno. Bila teh mulai dikonsumsi pada tahun 2700 SM, teh herbal mulanya dimanfaatkan untuk obat sekitar 2000 tahun lalu. Kebiasaan minum teh dan teh herbal dari Tiongkok kemudian menyebar ke wilayah lain di Asia.

Pada abad ke-17, teh dan teh herbal dibawa oleh penjelajah dari Eropa ke negara mereka (Eropa) pada abad ke-17. Teh herbal pun mulai menjadi bagian dari budaya Inggris dan Irlandia pada masa itu. Kini, hampir seluruh dunia dapat menikmati teh herbal.

Tidak seperti teh biasa, teh herbal secara alami bebas dari kandungan kafein—kecuali yeba mate. Oleh karena itu, teh herbal sering dinikmati oleh orang yang tidak bisa mengonsumsi kafein atau sedang mengurangi asupan kafein dari kopi. Karena itu, teh herbal sering juga menjelang tidur untuk memberikan perasaan relaks dan dapat tidur nyenyak.

Ragam Teh Herbal
Membuat teh herbal tergolong mudah. Cukup menyeduh daun atau bahan-bahan lain dengan air mendidih. Kemudian, setelah 5-7 menit, kamu sudah bisa menikmati minum yang aromanya memikat tersebut. Bukan hanya menikmati kelezatan atau kesegarannya, konsumsi teh herbal juga sering memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh.

Oleh karena teh herbal berasal dari bahan-bahan alami, ada ragam jenis yang bisa dinikmati. Masing-masing memiliki rasa dan manfaat untuk kesehatan yang berbeda-beda. Beberapa teh herbal yang sering ditemui, antara lain:

1. Teh Kamomil (Chamomile)

Sesuai namanya, teh kamomil terbuat dari bunga kamomil yang dikeringkan. Bunga kamomil bentuknya seperti bunga desi, tapi berukuran lebih kecil. Kelopak bunganya berwarna putih dan bagian tengahnya kuning. Bunga ini memiliki aroma lembut seperti wangi apel.

Ada dua tipe kamomil yang sering digunakan, yaitu kamomil Jerman (Matricaria recutita) dan kamomil Romawi (Chamaemelum nobile). Kamomil Jerman memiliki wangi yang aroma yang kuat dan menyengat, sedangkan kamomil Romawi aromanya lebih manis seperti buah-buahan.

Manfaat kesehatan: Memiliki efek menenangkan dan sering digunakan untuk membantu orang tidur lebih nyenyak. Kamomil juga berperan sebagai antibakteri, antiperadangan, dan penjaga kesehatan hati (liver).

Cara menyajikan: Seduh kelopak bunga kamomil (yang sudah dikeringkan) selama 5-7 menit. Untuk memperkaya rasa, boleh ditambahkan gula, lemon, atau madu. Namun, teh kamomil lebih enak diminum tanpa tambahan apa pun.

2. Teh Pepermin (Peppermint)

Tidak salah lagi, dari namanya bisa tahu bahwa teh ini terbuat dari salah satu jenis daun mint, yaitu pepermint (Mentha x piperita). Daun pepermin memiliki kandungan beberapa minyak esensial, di antaranya menthol, menthone, dan limonene.

Kandungan minyak esensial tersebut akan dilepaskan dari daun ketika diseduh. Hasilnya, menimbulkan aroma yang menyegarkan, juga rasa mint yang manis dan lembut. Kemudian, meninggalkan sensasi dingin dan segar di mulut.

Manfaat kesehatan: Menjaga kesehatan pencernaan, memberikan efek menenangkan, menenangkan migren dan sakit kepala, antioksidan, antikanker, antibakteri, pereda nyeri, meningkatkan fokus, dan menyegarkan napas.

Cara menyajikan: Gunakan 7-10 daun pepermin yang baru dipetik dari tanamannya, lalu hancurkan. Seduh daun pepermin halus tadi dengan air panas, tunggu 5-7 menit, lalu tambahkan madu untuk memperkaya rasa (sesuai selera).

Bisa juga menggunakan daun pepermin yang telah dikeringkan. Pepermin kering yang telah dikemas satuan menggunakan kantong teh suka dicampur dengan daun licorice atau buah kering. Daun pepermin secara alami bebas kafein, sehingga bisa diminum sesering mungkin.

3. Teh Jahe

Jahe yang digunakan sebagai bahan utama minuman ini menimbulkan sensasi rasa yang spicy (pedas) dan menghangatkan tubuh. Ditambah aromanya yang sedap, jahe memberikan manfaat juga bagi kesehatan tubuh.

Manfaat kesehatan: Meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan rasa mual—karena kehamilan, pengobatan kanker, atau dalam perjalanan, meringankan konstipasi, hingga meredakan sakit ketika menstruasi

Cara menyajikan: Cuci bersih jahe, kupas kulitnya, lalu iris tipis-tipis, dan seduh dengan air panas. Untuk takaran potongan jahe, sesuaikan dengan selera dan tempat menyeduhnya. Selain itu, jahe dapat pula disajikan dengan diparut supaya lebih halus. Setelah diseduh dan didiamkan 5-7 menit, lalu disaring sebelum diminum.

Kamu bisa menambahkan madu, air lemon, bunga kamomil, kayu manis, atau bubuk lada cayenne sesuai selera. Tapi, jangan menambahkan bahan-bahan tersebut bersamaan, ya.

4. Teh Hibiscus

Bunga kembang sepatu tidak hanya memiliki warna yang cantik, tapi dapat juga jadi minuman yang lezat. Yup, teh hibiscus adalah sebutan lain dari teh bunga kembang sepatu atau roselle (Hibiscus sabdariffa). Yang unik dari minuman ini adalah warnanya yang cantik, pink kemerahan, serta memiliki rasa menyegarkan seperti buah cranberry. Selain itu, kaya kandungan vitamin C, mineral (flavonoids), dan zat pelancar pencernaan

Manfaat kesehatan: Mencegah penyakit darah tinggi, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar gula darah, menjaga kesehatan hati, meredakan sakit (kram) menstruasi, menurunkan tingkat depresi, menjaga kesehatan pencernaan, serta menjaga berat badan ideal.

Cara menyajikan: Kelopak hibiscus kering sudah banyak dijual. Kamu tinggal menyeduhnya dengan air panas sebelum disajikan. Jumlah kelopak yang diseduh sesuai selera tapi jangan berlebihan. Teh hibiscus bisa dikreasikan menjadi aneka minuman. Misalnya, ditambah es batu untuk melepas dahaga, pakai air lemon, tambah madu, bahkan diseduh dengan teh untuk efek makin menyegarkan.

5. Yerba Mate

Minuman ini berasal dari daun pohon yerba mate (Ilex paraguariensis) yang banyak tumbuh di wilayah pedalaman Amerika Selatan. Oleh karena itu, teh yerba mate sudah menjadi konsumsi masyarakat Argentina, Uruguay, Paraguay, dan Brasil selama berabad-abad.

Teh yerba mate memiliki rasa yang mirip dengan kombinasi antara sayuran, daun rempah-rempah, rumput, dan teh hijau. Secara umum, yerba mate menghasilkan rasa pahit ketika diseduh. Saat ini, teh yerba mate yang dikomersilkan, dicampur dengan daun-daun lainnya (seperti pepermin) atau kulit buah jeruk (citrus)

Berbeda dengan teh herbal pada umumnya, teh yerba mate mengandung kafein. Oleh karena itu, teh yerba mate cocok buat penambah energi ketika mau beraktivitas.

Manfaat kesehatan: Tidak hanya kafein, daun yerba mate juga banyak memiliki zat-zat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya, kaya akan antioksidan yang berkualitas (bahkan, lebih baik dari teh hijau). Mengandung juga vitamin B, vitamin C, seng, potasium, dan mangan.

Cara menyajikan: Penyajian teh yerba mate secara tradisional menggunakan buah gourd (semacam labu) untuk tempat menyeduh daun yerba yang telah dihaluskan. Air yang digunakan untuk menyeduh adalah air panas atau, kadang, air dingin. Namun, air panas tersebut bukan air yang baru mendidih. Suhunya cukup 70-80 derajat celcius.

Saat ini, gourd sudah jarang digunakan sebagai alat minum teh yerba mate. Sebagai gantinya, menggunakan tempat yang terbuat dari kayu, kaca, tanduk sapi, keramik, atau silicon dan dibentuk mirip gourd.

Teh yerba mate ini diminum menggunakan sedotan berlubang kecil pada dasarnya dan terbuat dari perak, perunggu, atau stainless stell yang disebut bombilla. Bombilla tidak hanya untuk minum teh yerba mate, tapi berfungsi juga sebagai saringan sehingga daun yerba mate tidak ikut terminum oleh kita.


TAGS: Herbal - Tea


# Back

© Copyrights Glyn Organic. All Rights Reserved

Created with Stanley template by TemplateMag